Reportase Faktual, Manca || Dunia kembali menoleh ke Washington. Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengobarkan pernyataan keras yang mengguncang diplomasi Timur Tengah.
Dan kali ini, nama Indonesia serta Presiden Prabowo Subianto ikut disebut dalam ancaman yang ia lontarkan terhadap kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
Lewat unggahan di platform miliknya, Truth Social, Trump menulis dengan nada yang ia sebut “peringatan terakhir.”
Ia mengklaim banyak negara siap bergabung “atas permintaannya” untuk masuk ke Gaza dan melumpuhkan Hamas jika kelompok itu terus dianggap melanggar kesepakatan.
“Banyak sekutu besar kami di Timur Tengah dan sekitarnya akan menyambut baik kesempatan untuk memasuki Gaza dan meluruskan Hamas, jika mereka terus bertindak buruk,” tulis Trump, Selasa malam waktu setempat.
Trump tak menjelaskan secara spesifik pelanggaran apa yang ia maksud. Namun, beberapa hari terakhir, ia menyoroti keras aksi Hamas yang menumpas geng bersenjata pro-Israel di Gaza.
Ia bahkan menegaskan, jika Hamas tak “melakukan hal yang benar”, maka “kehancuran Hamas akan datang dengan cepat, penuh amarah, dan brutal.”
Menariknya, dalam unggahan yang sama, Trump menyebut langsung Indonesia.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada negara Indonesia yang besar dan kuat, serta pemimpinnya yang luar biasa, atas semua bantuan yang telah mereka tunjukkan dan berikan kepada Timur Tengah dan kepada AS,” tulisnya.
Belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Indonesia terkait pernyataan itu.
Namun, penyebutan nama Indonesia oleh Trump sontak menjadi sorotan internasional — mengingat posisi Indonesia selama ini dikenal konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak segala bentuk pendudukan di Gaza.
Sementara itu, di lapangan, situasi Gaza justru menunjukkan dinamika berbeda.
Sumber-sumber keamanan di wilayah tersebut melaporkan bahwa pasukan di bawah Hamas mulai memegang kembali kendali, setelah bentrokan dengan milisi bersenjata yang diduga didukung Israel.
Sejumlah laporan dari Al Jazeera menyebut pasukan keamanan Gaza kini melakukan penyisiran dan penangkapan terhadap sekitar 60 anggota milisi, sebagian tewas dalam baku tembak.
Pemerintah lokal di Gaza menegaskan langkah itu sebagai bagian dari upaya memulihkan stabilitas setelah gencatan senjata diumumkan.
Ketegangan masih tinggi, dan pernyataan Trump justru menambah bara di tumpukan api.
Dunia menunggu, apakah ini sekadar manuver politik, atau pertanda badai baru di Gaza — dengan nama Indonesia kini ikut terseret dalam pusarannya. (*)
Editor : RF1






