Reportase Faktual, Jeddah || Malam di Stadion King Abdullah Sports City berubah jadi panggung penuh emosi.
Di bawah sorot lampu megah dan sorak ribuan penonton, Timnas Indonesia harus menelan kekalahan pahit 2-3 dari Arab Saudi, meski lawan bermain dengan 10 pemain.
Laga Grup B ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 itu menyuguhkan drama sejak menit pertama hingga peluit panjang berakhir.
Indonesia memulai pertandingan dengan penuh percaya diri. Skuad Garuda langsung tampil agresif, menekan lewat umpan-umpan panjang yang mencoba menembus rapatnya pertahanan Arab Saudi.
Baru tiga menit berjalan, tuan rumah mulai mengambil alih ritme permainan, tetapi pressing cepat dari lini tengah Indonesia membuat laga terasa intens sejak awal.
Momen pertama yang membuat publik Tanah Air bersorak datang di menit kelima.
Miliano Jonathans memanfaatkan blunder Hassan Al Tambakti yang kemudian menariknya dari belakang—sebuah pelanggaran yang berbuah kartu kuning. Dari situ, tekanan Indonesia terus meningkat.
Menit keenam, sundulan Jay Idzes hampir saja membuka skor, tapi bola melenceng tipis di sisi kiri gawang.
Drama berlanjut setelah wasit asal Kuwait, Ahmad Al Ali, mendapat laporan dari VAR tentang kemungkinan handball oleh Al Tambakti.
Pemeriksaan panjang pun terjadi di tengah tensi tinggi pertandingan.
Menit ke-11, Kevin Diks maju sebagai algojo dan dengan tenang menaklukkan kiper Arab Saudi.
Indonesia unggul 1-0. Suara “Garuda di Dadaku” menggema di tribun suporter Merah Putih yang hadir di Jeddah malam itu.
Namun keunggulan itu tak bertahan lama. Arab Saudi, yang dikenal dengan mental juara Asia-nya, langsung bangkit.
Menit ke-17, Saleh Abu Alshamat sukses mengecoh Idzes di luar kotak penalti sebelum melepaskan tembakan akurat ke pojok kiri bawah gawang. Skor kembali imbang, 1-1.
Pertandingan terus bergulir dalam tempo tinggi. Indonesia tampil tak gentar menghadapi intensitas tuan rumah, sementara Arab Saudi beberapa kali harus bermain disiplin dengan 10 pemain usai salah satu bek mereka diganjar kartu merah.
Sayangnya, keunggulan jumlah pemain tak mampu dimanfaatkan sepenuhnya oleh skuad Patrick Kluivert.
Dua gol tambahan dari Arab Saudi pada babak kedua membalik keadaan. Meski Garuda sempat memperkecil ketertinggalan lewat gol menit-menit akhir, waktu tak lagi cukup untuk mengejar. Skor akhir : 2-3.
Kekalahan ini memang menyakitkan, tapi penampilan Timnas Indonesia layak diapresiasi.
Mereka bermain berani, disiplin, dan menunjukkan perkembangan signifikan di level Asia.
Patrick Kluivert sendiri menegaskan bahwa mental bertarung Garuda semakin kuat, dan perjuangan belum berakhir.
“Anak-anak sudah bekerja keras. Kami akan evaluasi dan bangkit di laga berikutnya,” ujar pelatih asal Belanda itu usai pertandingan.
Meski pulang dengan tangan hampa, semangat Garuda di Jeddah malam itu menyisakan pesan penting. Indonesia tak lagi datang sebagai penggembira. Mereka datang untuk bersaing — meski kadang, hasil belum berpihak. (*)
Editor : RF1






