Reportase Faktual, Sidoarjo || Udara Buduran masih terasa berat, seolah menyimpan pilu dari reruntuhan yang menelan puluhan nyawa di Pondok Pesantren Al Khoziny.
Di balik kepulan debu dan puing bangunan yang dipasangi garis polisi, aparat Polda Jawa Timur terus bekerja menyingkap satu demi satu fakta di balik tragedi yang mengguncang banyak hati itu.
Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nanang Avianto, didampingi Dirreskrimsus Kombes Pol Roy H.M. Sihombing dan jajaran pejabat utama, menggelar doorstop untuk membeberkan perkembangan kasus.
Hingga kini, sudah 17 orang saksi diperiksa — mulai dari pihak pengelola pondok, kontraktor, hingga pengawas proyek.
Tujuannya jelas, mengungkap apakah musibah ini murni kecelakaan, atau ada kelalaian manusia di baliknya.
“Tim gabungan dari Ditreskrimum dan Ditreskrimsus sudah dibentuk. Kami ingin penanganan ini tuntas, transparan, dan akuntabel,” tegas Irjen Nanang dihadapan awak media.
Dari hasil pemeriksaan awal, muncul dugaan kuat adanya kegagalan konstruksi sebagai penyebab utama ambruknya musala asrama putra tersebut.
Tak berhenti di situ, penyidik kini juga membedah dokumen perencanaan dan perizinan bangunan — menelusuri apakah pembangunan gedung itu benar-benar memenuhi standar teknis sebagaimana diwajibkan undang-undang.
Angka-angka dari lokasi kejadian pun mengguncang nalar. Total 171 korban tercatat dalam data sementara.
Dari jumlah itu, 67 kantong jenazah ditemukan — 34 di antaranya telah berhasil diidentifikasi oleh tim DVI Polda Jatim.
Sementara 104 korban selamat kini masih menjalani masa pemulihan, baik fisik maupun psikologis.
Irjen Nanang menegaskan, tragedi ini akan menjadi momentum penting untuk mengevaluasi banyak hal, terutama dalam hal standar keselamatan bangunan publik.
“Setiap proses pembangunan harus disertai perencanaan matang dan pengawasan ketat. Jangan ada lagi korban hanya karena kelalaian,” ujarnya.
Sementara itu, suasana di sekitar lokasi kejadian masih sering didatangi warga dan santri yang datang untuk berdoa.
Di antara doa-doa itu, terselip satu harapan besar, agar kebenaran di balik robohnya bangunan suci itu segera terkuak — dan keadilan berpihak pada mereka yang kehilangan. (*)
Editor : RF1






